Langsung ke konten utama

Mahkota Indah, Investasi Masa Depan Seorang Wanita


Kehidupan seorang wanita terkadang diperhadapkan pada perkara  yang membuat sebagian dari mereka merasa pasrah untuk menerima keadaan, bahkan kematian seringkali menjadi jawaban akhir atas perkara yang mereka hadapi. Di lingkungan sekitar banyak kita temui wanita yang memiliki masalah, terbatas pada masalah kesehatan yang menjadi sentral untuk beraktivitas. 

Apa jadinya bila ternyata mahkota seorang wanita bermasalah yang bisa menyebabkan penyakit ganas, hingga sebagian dari mereka harus melepas nafas? Olehnya itu, sangat perlu bagi seorang wanita memelihara mahkotanya, tidak hanya memperindah lekuk tubuh dan paras wajah, tapi juga Miss V yang menjadi investasi masa depan bagi mereka seorang wanita. 

Mengungkap Realita di Balik Mahkota Seorang Wanita 
Jangan salah, di balik indahnya kenikmatan sebuah mahkota ternyata menyimpan bahaya bagi wanita. Selama ini banyak wanita menganggap bahwa keputihan dan sakit saat haid adalah masalah sepele. Padahal keputihan yang berbau, gatal, dan berwarna akan menyebabkan infeksi dan menjadi awal munculnya penyakit ganas, seperti kanker serviks atau biasa dikenal dengan kanker mulut rahim.

Kanker Serviks merupakan kanker yang terjadi pada servik uterus, suatu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim yang terletak antara rahim (uterus) dengan liang senggama (vagina). Kanker ini biasanya terjadi pada wanita yang telah berumur, tetapi bukti statistik menunjukkan bahwa kanker leher rahim dapat juga menyerang wanita yang berumur antara 20 sampai 30 tahun. Hal ini disebabkan adanya virus yang menyerang organ vital wanita.

Menurut WHO (Badan Kesehatan Dunia), Indonesia merupakan negara dengan penderita kanker mulut rahim (serviks) no.1 di Dunia. Kemungkinan seorang wanita dewasa terjangkit infeksi vagina adalah 83%. Berarti bila kita mengumpulkan 10 wanita maka dari 10 wanita ada 8 wanita yang mengalami infeksi vagina. Rata-rata setiap wanita memerlukan sedikitnya 3 – 6 hari dalam sebulan untuk perawatan infeksi vagina. Jika seorang wanita mulai terjangkit infeksi vagina sejak usia 20 tahun, sedikitnya dibutuhkan 6 tahun dalam hidupnya hanya untuk proses pengobatan dan perawatan infeksi vagina. 

Menurut Yayasan Kanker Indonesia, saat ini penyakit kanker leher rahim (kanker serviks) menyebabkan korban meninggal sedikitnya 200.000 wanita per tahun. Setiap tahun lebih dari 8.000 wanita di Indonesia meninggal akibat kanker mulut rahim. Sedikitnya dari jumlah pengidap kanker serviks, terdapat 62% disebabkan adanya penggunaan pembalut yang kurang berkualitas. 

Fakta Pembalut Biasa 
Pembalut biasa ialah pembalut yang dibuat melalui proses daur ulang dengan menggunakan bahan baku kertas bekas dan serbuk kayu. Hal ini dilakukan produsen untuk menghemat biaya produksi pembalut, tanpa memperhatikan dampak dari penggunaan pembalut tersebut. Dalam proses daur ulang, banyak bahan kimia digunakan untuk proses pemutihan kembali, menghilangkan bau, dan proses sterilisasi kuman pada kertas bekas, sehingga pembalut yang dihasilkan banyak mengandung zat dioxin yang berbahaya bagi wanita serta tidak dijamin sterilisasinya (masih mengandung bakteri). Kondisi inilah yang dapat meracuni sistem kekebalan tubuh dan reproduksi wanita.

Lebih lanjut, The Tampon Safety and Research Act of 1999, H.R. 890, USA 1999 (Kongres tentang Penelitian dan Keamanan Tampon di Amerika Serikat  tahun 1999), menyatakan bahwa zat dioxin yang terkandung dalam pembalut wanita, berisiko tinggi terhadap kesehatan wanita, termasuk risiko terhadap kanker serviks.

Melalui penelitian berkelanjutan ditemukan bahwa zat-zat kimia berbahaya yang ada dalam pembalut biasa, ternyata mengandung sekitar 440 ppt dan rata-rata dalam seumur hidupnya wanita menggunakan sekitar 16.800 buah pembalut. Maka dapatkah kita membayangkan berapa banyak zat kimia berbahaya yang masuk ke tubuh wanita yang dapat menyerang mahkota mereka.

Fakta lainnya, di dalam beberapa pembalut ada kandungan gel selulosa dan bukan kapas, yang kerap menyebabkan banyak infeksi. Peringatan tentang gel ini sudah lama diberitakan, bahkan dikabarkan gel tersebut bisa menyebabkan kanker serviks. Hal berbahaya lain yang dapat disebabkan oleh pembalut adalah ketika digunakan lebih dari tiga jam lamanya. Tanpa Anda sadari, hal ini ternyata sangat berbahaya karena pemakaian terlalu lama dapat menyebabkan iritasi, infeksi hingga benjolan yang rasanya sangat gatal dan mengganggu. 

Tahukah Anda bahwa menurut penelitian terdapat sebanyak 107 bakteri per milimeter persegi ditemukan di atas pembalut biasa seorang wanita. Kondisi inilah yang membuat pembalut biasa menjadi sumber sarang pertumbuhan bakteri merugikan, meski pembalut biasa hanya dipakai selama 3 jam saja. Bayangkan banyaknya bakteri pada permukaan seluas pembalut, apalagi jika dipakai lebih dari 3 jam. 

Cegah Sejak Dini, Selektif Memilih sebagai Satu Solusi 
Bagi Anda para wanita berhati-hatilah dalam memilih dan menggunakan pembalut. Bukti statistik telah menunjukkan bahwa kebanyakan penyakit yang menyerang mahkota wanita itu disebabkan oleh pemakaian pembalut yang kurang berkualitas baik. Selektiflah dalam memilih pembalut. Seorang wanita jangan hanya terlihat cantik dari luar saja tetapi sebaliknya organ di dalamnya rusak akibat zat kimia berbahaya, pilihlah pembalut yang dapat menjadi investasi masa depan kesehatan organ reproduksi Anda. 

Berdasar pada wacana di atas, maka sangatlah penting bagi seorang wanita untuk selektif dalam memilih pembalut, karena pembalut yang tidak berkualitas baik adalah sumber zat kimia berbahaya yang dapat menyerang mahkota wanita. Peka, Pahami dan Periksa diri! Prodia, satu wadah pemeriksaan yang dapat membantu para wanita mengetahui kondisi kewanitaannya. Kunjungi Prodia (www.prodia.co.id) untuk tahu lebih banyak! Cintai dirimu, selamatkan wanitamu, karena satu langkah dalam membangun gaya hidup sehat, mahkota harus dirawat. Cegah sejak dini, mahkota indah itu investasi masa depan seorang wanita.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

David Hidayat “Pejuang Kemanusiaan”: Bersahabat dengan Lingkungan, Peduli Masyarakat Pinggiran

  David Hidayat “Pejuang Kemanusiaan”: Bersahabat dengan Lingkungan, Peduli Masyarakat Pinggiran Oleh: Akbar Tanjung, S.M. “Barangkali di sana ada jawabnya, mengapa di tanahku terjadi bencana. Mungkin alam mulai enggan bersahabat dengan kita, coba kita bertanya pada rumput yang bergoyang” . Lirik lagu Ebiet G Ade dengan judul ‘Berita Kepada Kawan’ memberi pesan bermakna pada manusia. Sebuah lagu dengan syair yang begitu tajam sebagai pengingat tentang alam. Alam tidak hanya membawa berkah tapi juga bencana. Bukan semata ujian sang pencipta, tapi terkadang alam murka dengan ulah manusia. Tak ingin melihat alam rusak dan terabaikan, pria pesisir punya cara tersendiri menyikapinya. David sapaan akrabnya. Pria kelahiran kabupaten pesisir selatan, memiliki kecintaan dan kepedulian lebih terhadap lingkungan. Hatinya tergerak membawa perubahan di tanah kelahirannya. Sebagai lulusan sarjana dengan latar belakang pendidikan ilmu kelautan, tentu bukan hal baru bagi David mengambil peran dal

"JAMAL" Pemuda Penebar Harapan, Membawa Senyum di Pedesaan

dok: Jamaluddin You are different . Julukan yang layak bagi pria dengan nama sapaan Jamal. Pria kelahiran gowa, Sulawesi Selatan, tepatnya di desa Kanreapia, memiliki segudang mimpi dan harapan untuk mengubah peradaban di tanah kelahirannya. Niat dan panggilan jiwa mengetuk relung hati Jamal untuk menjadi bagian dari kemajuan tempat tinggalnya.   Jamal, pemuda yang lahir dan dibesarkan di lingkungan petani. Ayah ibunya berprofesi sebagai petani sayur. Latar belakang keluarga sebagai petani, menjadi dorongan utama bagi Jamal dalam memantapkan niatnya untuk berkontribusi pada kampung halamannya. Meski seorang anak petani, ia tetap memperjuangkan mimpinya untuk melanjutkan pendidikan di bangku kuliah. Tak hanya menamatkan pendidikan sarjananya, Jamal mampu membungkam cibiran orang-orang, bahwa meski anak petani, ia mampu bersuara di podium pascasarjana.   Berbekal pengetahuan di bangku kuliah, jamal berambisi mengubah paradigma masyarakat tentang gelar sarjana. Di saat para lulusan sarjan

Cegah Stunting Pada Anak, Rokok Harus Mahal

sumber: sosial media KBR Ketika Anda melihat seorang anak yang memiliki tubuh kurus seperti orang yang kekurangan gizi, bagaimana perasaan Anda? Ketika Anda mengetahui bahwa anak tersebut berasal dari keluarga miskin yang tak mampu memenuhi gizi anaknya, apa yang akan Anda lakukan? Ketika Anda melihat kondisi keluarga si anak yang sebenarnya mampu membeli makanan bergizi, namun karena pengeluaran yang tidak bermanfaat membuat si anak tidak terawat dengan baik, apa tindakan Anda? Setelah Anda menelusuri, ternyata orangtua adalah penyebab anak memiliki tubuh kurus hingga kekurangan gizi, bagaimana Anda menanggapinya? Indonesia merupakan salah satu negara yang ditetapkan oleh WHO sebagai negara yang memiliki gizi buruk. Sekitar 7,8 juta dari 23 juta balita di Indonesia adalah penderita stunting. Jika dipersentasekan angka itu mencapai 35,6 persen, sebanyak 18,5 persen kategori sangat pendek dan 17,1 persen kategori pendek. Salah satu faktor penyebab tingginya penderita stunting