Langsung ke konten utama

Pandangan di Balik Tulisan Denny JA: NKRI Bersyariah atau Ruang Publik yang Manusiawi?


Kembali lagi, wacana pergantian sistem pemerintahan di Indonesia terdengung di telinga. Wacana tersebut menginginkan adanya perubahan ketatanegaraan yaitu NKRI bersyariah yang berlandaskan agama. Ini bukan kali pertamanya, sudah berulang-ulang wacana tersebut disampaikan hingga berbagai media turut bersuara.


Saat aksi 212 tahun 2016, wacana NKRI bersyariah sudah disorakkan dan kembali lagi wacana tersebut dipertegas saat berlangsungnya reuni 212 di tahun 2017. Tidak sampai di situ, pada 2018 wacana NKRI bersyariah lagi-lagi disuarakan oleh salah seorang tokoh saat menyampaikan dukungannya pada capres Prabowo. Tentu saja, wacana NKRI bersyariah mendapat pro dan kontra dari berbagai kalangan. Lantas, siapakah tokoh yang terus memperjuangkan konsep NKRI bersyariah?


Habib Rizieq Shihab, salah satu tokoh di balik konsep NKRI bersyariah. Atas ambisinya, Habib Rizieq Shihab menuliskan sebuah buku yang berjudul Wawasan Kebangsaan, Menuju NKRI Bersyariah. Dalam tulisan Habib Rizieq Shihab, ia menyatakan bahwa sistem demokrasi tidak sejalan dengan prinsip syariah sehingga penyebutannya perlu diganti dengan kata syuro. Menurutnya, Pancasila lahir dari nilai-nilai yang islami sehingga perlu perubahan menjadi NKRI bersyariah. Ia juga menambahkan bahwa perubahan tersebut merupakan strategi perjuangan umat islam di Indonesia.


Penamaan Pancasila dapat memicu berbagai tafsiran yang berbeda sementara NKRI bersyariah hanya merujuk pada kitab agama. Olehnya itu, sekali lagi Habib Rizieq Shihab mengatakan perlunya NKRI bersyariah. Pernyataan tersebut mengundang respon dari berbagai tokoh, salah satunya Denny JA, seorang konsultan politik sekaligus tokoh sosial media.


Denny JA dalam esainya yang berjudul NKRI Bersyariah atau Ruang Publik yang Manusiawi mengemukakan dua poin penting.
1. Habib Rizieq Shihab perlu mendetailkan kembali proposalnya dalam dua tahap. Pertama, perlunya mengoperasionalkan apa yang dimaksud NKRI bersyariah. Sangat perlu diturunkan dan diterjemahkan nilai bersyariah tersebut dalam indeks yang terukur. Kedua, setelah menjadi indeks terukur dilakukan pengujian berdasarkan data.
2. Penting mana, label atau substansi? Dalam tulisan Denny JA menilai bahwa Pancasila sudah menerapkan nilai-nilai yang islami sehingga tidak perlu ada lagi perubahan (label) NKRI bersyariah. Menurutnya, Pancasila sudah menjadi fondasi bangsa bahkan lebih ekstra memberikan perhatian terhadap agama.


Saya setuju dengan kedua poin tersebut. Habib Rizieq Shihab memang perlu menjabarkan secara rinci apa maksud NKRI bersyariah. Dari penjabaran tersebut akan ditemukan variabel mana saja yang dimaksudkan dalam NKRI bersyariah. Kemudian, variabel-variabel tersebut diuji dengan menggunakan data secara global, bukan hanya data Indonesia saja. Selanjutnya, hasil dari pengujian itu diturunkan kembali secara detail berdasarkan nilai-nilai yang terkandung dalam al-qur’an.


Pandangan saya pribadi, NKRI bersyariah adalah NKRI yang menerapkan dan menegakkan syariat islam termasuk di dalamnya sistem pemerintahan, kehidupan sosial ekonomi, pendidikan hingga hukum peradilan. Menegakkan syariat islam seperti halnya dalam kehidupan kenegaraan merupakan seruan sang pemilik semesta. Penerapannya bukan hanya di Indonesia saja tapi seluruh negara di dunia. Apa yang diserukan oleh Habib Rizieq yaitu NKRI bersyariah tidak jauh beda (penerapannya) dengan visi sistem pemerintahan yang diperjuangkan saat ini yaitu Pancasila. Olehnya itu, perlu kiranya Habib Rizieq menurunkan konsep NKRI bersyariah dalam indeks terukur.
NKRI Bersyariah dalam Balutan Pancasila

Seruan NKRI bersyariah yg seringkali disorakkan oleh Habib Rizieq seakan membawa kita pada pandangan bahwa negara saat ini tidak memberikan ruang terhadap penerapan konten yang berdasarkan syariah. Namun, sebenarnya hal tersebut tidak demikian. Pancasila adalah sistem yang sekuler namun tetap memberi ruang terhadap penerapan konten yang berbau syariah atau agama bahkan memiliki lembaga seperti kementerian agama.


Pancasila sebagai dasar negara telah memberi ruang secara umum (kebebasan) kepada siapa saja untuk memeluk agama apapun. Ingat, Pancasila mengajarkan Bhinneka Tunggal Ika. Pancasila adalah sumber dari segala sumber hukum yang dituangkan dalam undang-undang. Undang-undang tersebut juga mengatur berbagai prinsip syariah seperti aturan mengenai perbankan syariah, perkawinan, zakat dan sebagainya.


NKRI bersyariah sejatinya telah diterapkan di dalam Pancasila. Bahkan saat perumusan Pancasila terdapat tokoh muslim seperti Wahid Hasyim dan Mohammad Hatta yang notabenenya paham soal agama. Lantas, apa yang dikehendaki atas seruan NKRI bersyariah? Saya pikir, konsep NKRI bersyariah hanyalah label semata yang penerapannya sudah diimplementasikan berdasarkan nilai-nilai Pancasila. Pancasila adalah jalan tengah yang menyelaraskan berbagai sistem termasuk konten yang berbau syariah atau agama.


Pancasila sudah menjadi fondasi bangsa yang diterima secara universal. Pancasila merupakan gambaran nilai-nilai yang islami. Dengan Pancasila pula, kita dapat mencapai ruang publik yang manusiawi. Sekali Pancasila tetaplah Pancasila.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

QRIS CROSS-BORDER FROM INDONESIA, MELINTASI NEGARA TETANGGA DALAM SATU GENGGAMAN SAJA

  dok. SWA QRIS CROSS-BORDER FROM INDONESIA, MELINTASI NEGARA TETANGGA DALAM SATU GENGGAMAN SAJA Oleh: Akbar Tanjung, SM.  Participant of BI Digital Content Competition 2023 Dulu dan sekarang memang beda! Dunia tidak lagi sejauh yang kita kira, kini semua dalam genggaman saja. Pernah merasakan bagaimana repotnya melakukan pembayaran jika bepergian ke luar negeri? Bagaimana cemasnya jika ternyata uang cash mata uang negera tujuan yang kita punya sudah menipis? Sekarang jangan khawatir, perlahan kegelisahan itu terjawab dengan terobosan dari Bank Indonesia. QRIS Cross-Border jawabannya! Mengenal Lebih Dekat QRIS Cross-Border QRIS Cross-Border merupakan inovasi dalam metode pembayaran yang efisien dan efektif. QRIS Cross-Border memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk melakukan transaksi keuangan hanya dalam hitungan detik. Fitur ini adalah bagian dari pengembangan QRIS yang diluncurkan pada tahun 2022. Sebelumnya, QRIS hanya bisa digunakan di dalam negeri sejak diimpleme...

Berkat Wanita Luar Biasa dan Bank Syariah, Insya Allah Selangkah lagi Raih Cumlaude di Bangku Kuliah

Berbekal amanah dari seorang ayah membuat wanita yang kerap di sapa pahlawan oleh anak-anaknya mampu menunjukkan kepada orang sekelilingnya bahwa single parent juga bisa. Pasalnya, pada 7 Januari 2008 lalu, sebutan ayah yang dulunya sebagai tulang punggung keluarga tak lagi memberi nafkah kepada anak-anaknya, bukan karena persoalan rupiah melainkan nyawa yang terpanggil oleh sang pencipta. Kala itu, saya masih berumur 13 tahun, kepolosan masih sangat tampak dari raut wajah, namun seusia itu saya sudah harus berfikir dewasa. Kata kehilangan sangat terasa, rasa sesal sudah pasti ada, hingga putus sekolah telah terlintas dibenak saya. Yaa karena amanah, satu alasan yang membuat ibu saya berkata “Apapun yang terjadi, kamu harus tetap sekolah!”, karena itu adalah pesan terakhir ayah saya. Kehidupan keluarga kami berubah drastis, beberapa CV dan UD yang sempat dijalankan ayah saya semuanya harus kandas, mulai dari bayar pengobatan hingga hutang, karena semasa ayah sakit, ratusan ...

Rizki Hamdani From Jombang: Menjawab Kegelisahan, Bangkitkan Pertanian di Tangan Generasi Milenial

Oleh: Akbar Tanjung, SM dok. Rizki “Seribu orang tua bisa bermimpi, satu orang pemuda bisa mengubah dunia” – Bung Karno “Apa pun yang dilakukan oleh seseorang itu, hendaknya dapat bermanfaat bagi dirinya sendiri, bermanfaat bagi bangsanya dan bermanfaat bagi manusia di dunia pada umumnya” – Ki Hadjar Dewantara Kutipan dua tokoh inspiratif di atas memberi pesan mendalam bagi pemuda. Pemuda bukan tentang siapa yang muda, tapi bagaimana ia hidup memberi makna. 28 Oktober lalu, Indonesia memperingati hari sumpah pemuda, hari yang mengingatkan pada kita semua tentang perjuangan pemuda dalam melawan penjajah dan meraih kemerdekaan Indonesia. Saat ini pemuda memikul tugas berat di pundaknya, ini bukan tentang cara melawan penjajah tapi ini tentang cara memperjuangkan bangsa. Rizki, satu dari jutaan pemuda tanah air yang memiliki semangat nasionalisme tinggi. Pemuda kelahiran Jombang ini merupakan lulusan S1 Kesehatan Masyarakat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Hatinya terpanggil untuk...