Langsung ke konten utama

Lifestyle: Mimpi Seorang Mahasiswa Aktivis dalam Mengejar Masa Bersama Avanza

Menjadi seorang aktivis tidak lepas dari berbagai rutinitas, bukan persoalan mencari kesibukan tapi ini sudah menjadi tuntutan. Rutinitas mengajarkan bagaimana perjuangan itu bisa dicapai, apa yang bisa kita lakukan dan ke mana kita melakukannya. Seorang aktivis diibaratkan sebagai pejuang masa, tidak hanya mengejar dunia, tapi kesempatan untuk memberi manfaat bagi sesama.
Seorang aktivis tahu bagaimana cara berbagi, termasuk berbagi waktu. Karena waktu adalah hal yang berharga, maka pejuang masa tak akan menyiakan sedikitpun waktu yang dimilikinya. Yaaa, berbagi waktu, bukan suatu keharusan juga, tapi demi totalitas, seorang aktivis harus melakukan hal itu. Kuliah, kerja, keluarga, hingga nongkrong dengan teman sebaya harus dimanage sebaik mungkin. Kuliah untuk menambah ilmu, kerja untuk biaya hidup, keluarga untuk semangat hidup, dan teman untuk pelengkap hidup.
Menjalani rutinitas yang padat mulai dari mengisi waktu untuk kuliah, berangkat kerja hingga ngumpul dengan teman tentu menjadi rutinitas yang tidak mudah. Semua butuh energi dan mengeluarkan biaya. Tidak jadi persoalan asalkan hati bisa bahagia, karena itulah yang kita inginkan. Nah, bagaimana melakukan itu semua tanpa harus menjadi beban?
Seorang aktivis seperti saya ini selalu mengandalkan agenda setiap minggunya bahkan setiap haripun harus dibuatkan agenda, mulai apa yang harus dikerjakan, ke mana mengerjakannya dan bagaimana mengerjakannya. Dalam seminggu, 3 hari kuliah, 3 harinya lagi harus kerja, dan seharinya waktu untuk refresing. Biasanya 3 hari kuliah, saya menghabiskan waktu dari jam 10 pagi hingga 5 sore berada di kampus. Aktivitasnya yaa belajar, berdiskusi dengan teman organisasi hingga menghabiskan waktu kuliah dengan nongkrong di warkop kampus. Nah, beda halnya dengan hari kerja, selama 3 hari kerja saya gunakan untuk menyelesaikan proyek dan tawaran lainnya. Pekerjaan yang saya jalani tidak begitu megikat, harus masuk pagi pulang malam seperti pegawai kantoran pada umumnya. Biasanya di hari kerja saya menyempatkan diri untuk menjadi marketing, mulai dari menawarkan produk hingga jasa asuransi kepada customer. Kadang juga, di hari kerja saya mendapat tawaran untuk menjadi narasumber dan moderator di seminar. Berbekal ilmu dan latar belakang prestasi membuat sebagian orang yang mengenal saya menawarkan pekerjaan seperti itu. Bercerita tentang 3 hari kuliah 3 hari kerja, bagaimana dengan 1 harinya?
1 hari tepatnya hari minggu saya kadang menggunakannya sebagai hari untuk bersantai. Bersantai bukan berarti harus ke pantai, atau tanpa rutinitas apapun, melainkan hari untuk ngumpul dengan teman-teman di luar kampus. Yaa kadang buat acara, kadang nonton, belanja bareng, hingga menjalankan kegiatan sosial. Kalau mereka pada sibuk, saya biasa sempatkan waktu di hari minggu itu untuk menulis, yaa seperti ini menulis blog, setidaknya bisa menuangkan ide dan memberi inspirasi untuk sesama. Melakukan berbagai rutinitas seperti ini, banyak hal yang bisa saya rasakan, termasuk menjadi orang yang bermanfaat untuk orang lain. Tidak hanya memberi ilmu, membuat orang tertawa tapi juga membagi rejeki pada sesama.
Menjalani rutinitas mulai dari kuliah, kerja hingga ngumpul dengan teman sebaya, tentu tidak selamanya berjalan mulus, terkadang saya pun mengalami hambatan. Nah, bagaimana saya menyikapi hambatan itu? Di saat berangkat kuliah, saya masih harus berjalan kaki karena tidak punya kendaraan pribadi, belum lagi kalau jadwal kuliahnya masuk pagi, pasti masuk kuliahnya tidak sepenuh hati. Tapi karena kuliah adalah tujuan utama merantau di tanah orang, kebiasaan buruk harus dihilangkan. Lain halnya dengan waktu kerja, kendalanya super sangat terkendala. Kalau jarak rumah ke tempat kerja cukup jauh, mau tidak mau harus nyari kendaraan umum, belum lagi kalau macet, bisa-bisa proyek yang ditawarkan dibatalkan, jadinya kehilanagn rejekilah. Hari libur pun jadi masalah, kalau mau ngumpul dengan teman, harus nelpon dulu biar dijemput, jadi bawaannya tidak enak sama teman, terlalu merepotkan. Syukur kalau teman tidak berberat hati untuk antarjemput. Kendalanya juga, kalau hari minggu agenda kami ke luar kota, tapi karena kendaraan yang tidak memadai jadinya nongkrong di rumah teman saja. Terkadang juga, ketika kami melakukan kegiatan sosial, harus nyewa mobil dulu, karena kami berangkatnya satu komunitas, kalau pakai sepeda motor mana muat. Setiap rutinitas pasti punya konsekuensi, termasuk kendala yang harus dihadapi, yang terpenting bagaimana kita berusaha untuk membenahi kendala yang ada. Lantas demikian, apa yang harus saya lakukan agar kendala-kendala tersebut tidak terulang?
Jawabannya yaa BERMIMPI! Sebagai seorang mahasiswa aktivis yang punya segudang rutinitas tentu menginginkan adanya kecepatan dan ketepatan waktu dalam menjalankan setiap aktivitas, tujuannya agar waktu tidak terbuang sia-sia. Saya bermimpi ingin memiliki mobil pribadi. Mobil tidak hanya sebagai gaya hidup tapi kini menjadi suatu kebutuhan tersendiri, apalagi bagi seorang aktivis. Kalau ditanya maunya mobil apa, cukup mobil sederhana tapi manfaatnya luar biasa. Jawabnya, yaa Avanza. Grand New Veloz Avanza atau Grand New Avanza? Jawabnya yaa, yang jelas Avanza.


Alasan memilih Grand New Veloz Avanza dan Grand New Avanza?
Avanza irit bahan bakar dan sangat cocok digunakan untuk bersantai, karena memuat penumpang dalam jumlah banyak. Saya rasa Grand New Veloz Avanza atau Grand New Avanza bisa mengatasi kendala dalam menjalani setiap aktivitas saya. Untuk urusan kuliah, jadinya cepat nyampai kampus, belajarpun jadi lancar. Avanza juga bisa mempermudah dan membantu saya dalam bekerja, tidak harus ribet lagi nyari angkot. Nah, hari liburpun jadi menyenangkan. Kalau sudah punya kendaraan Grand New Veloz Avanza atau Grand New Avanza bisa bepergian ke luar kota untuk bersantai, tidak merepotkan teman lagi untuk antarjemput, dan pastinya kegiatan sosial bisa berjalan lancar bersama komunitas, karena jarak jadi dekat dengan adanya mobil Avanza.
Alasan lainnya, New Avanza dilengkapi dengan banyak fitur sedangkan Avanza Veloz memiliki exterior dan interior stylish dan trendy lifestyle. Menariknya lagi, keluaran terbaru Avanza Veloz dilengkapi dengan 6 speakers, sehingga persoalan suara sangat memadai untuk mengendara sekaligus bergaya dengan suara. Makanya mobil ini sangat cocok untuk keluarga stylish dan menjadi pilihan mimpi saya.
Dengan  mobil Avanza aktivitas semuanya akan jadi mudah dan bebas kendala. Avanza memang layak menjadi pilihan, karena Avanza mobil keluarga Indonesia. Grand New Veloz Avanza dan Grand New Avanza bisa mewujudkan hal itu. Hidup memang bukan untuk bergaya, tapi gaya hidup itu perlu. Mahasiswa aktivis juga butuh hal itu. Karena bagi mahasiswa aktivis seperti saya, mengejar masa itu perlu Avanza. Avanza, mobil yang cocok untuk Indonesia.
 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

"JAMAL" Pemuda Penebar Harapan, Membawa Senyum di Pedesaan

dok: Jamaluddin You are different . Julukan yang layak bagi pria dengan nama sapaan Jamal. Pria kelahiran gowa, Sulawesi Selatan, tepatnya di desa Kanreapia, memiliki segudang mimpi dan harapan untuk mengubah peradaban di tanah kelahirannya. Niat dan panggilan jiwa mengetuk relung hati Jamal untuk menjadi bagian dari kemajuan tempat tinggalnya.   Jamal, pemuda yang lahir dan dibesarkan di lingkungan petani. Ayah ibunya berprofesi sebagai petani sayur. Latar belakang keluarga sebagai petani, menjadi dorongan utama bagi Jamal dalam memantapkan niatnya untuk berkontribusi pada kampung halamannya. Meski seorang anak petani, ia tetap memperjuangkan mimpinya untuk melanjutkan pendidikan di bangku kuliah. Tak hanya menamatkan pendidikan sarjananya, Jamal mampu membungkam cibiran orang-orang, bahwa meski anak petani, ia mampu bersuara di podium pascasarjana.   Berbekal pengetahuan di bangku kuliah, jamal berambisi mengubah paradigma masyarakat tentang gelar sarjana. Di saat para lulusan sarjan

David Hidayat “Pejuang Kemanusiaan”: Bersahabat dengan Lingkungan, Peduli Masyarakat Pinggiran

  David Hidayat “Pejuang Kemanusiaan”: Bersahabat dengan Lingkungan, Peduli Masyarakat Pinggiran Oleh: Akbar Tanjung, S.M. “Barangkali di sana ada jawabnya, mengapa di tanahku terjadi bencana. Mungkin alam mulai enggan bersahabat dengan kita, coba kita bertanya pada rumput yang bergoyang” . Lirik lagu Ebiet G Ade dengan judul ‘Berita Kepada Kawan’ memberi pesan bermakna pada manusia. Sebuah lagu dengan syair yang begitu tajam sebagai pengingat tentang alam. Alam tidak hanya membawa berkah tapi juga bencana. Bukan semata ujian sang pencipta, tapi terkadang alam murka dengan ulah manusia. Tak ingin melihat alam rusak dan terabaikan, pria pesisir punya cara tersendiri menyikapinya. David sapaan akrabnya. Pria kelahiran kabupaten pesisir selatan, memiliki kecintaan dan kepedulian lebih terhadap lingkungan. Hatinya tergerak membawa perubahan di tanah kelahirannya. Sebagai lulusan sarjana dengan latar belakang pendidikan ilmu kelautan, tentu bukan hal baru bagi David mengambil peran dal

Papa Nggak Usah Nyetir, Itu Berat Biar Aku Saja! Papa: Jangan Khawatir, Berkat Spooring dan Balancing Kini Jadi Ringan!

sumber: pikiranrakyat.com Mudik sudah menjadi salah satu tradisi di penghujung Ramadan. Berkumpul bersama keluarga hingga menikmati suasana kampung merupakan kenikmatan tersendiri dalam mengobati kerinduan. Di pertengahan Ramadan ini, sudah perlu merencanakan dan mempersiapkan segala kebutuhan mudik. Baju lebaran, makanan, ole-ole, angpao hingga kendaraan merupakan beberapa kebutuhan penting dalam menunjang kelancaran mudik. Tahukan Anda, jika kendaraan satu diantara kebutuhan yang penting dalam bermudik. Bagi Anda yang memiliki kendaraan khususnya roda empat tentu tidak perlu khawatir lagi, apapun merk mobil Anda liburan pasti jadi! Papa, Kok Berat Sih! Beberapa waktu lalu si Andi sering mengalami keluhan ketika mengendarai mobil milik ayahnya. Setir mobil nya agak berat ke kiri, setir mobil suka bergetar pada kecepatan tertentu, mobil kadangkala berbelok sendiri padahal sedang melaju lurus ke depan. Keluhan lainnya, mobil yang dikendarai seperti berjalan mirin